Rita Adha adalah seorang gadis dari Medan yang baru saja lulus dari SMA tahun ini. Saat
ini ia tengah berkuliah di salah satu universitas di Medan. Sebagai mahasiswa tentu dia tidak ingin
hanya berkuliah lalu pulang begitu saja. Ia ingin bergabung dengan komunitas atau UKM di
kampusnya.
Suatu hari ia mendapatkan pesan lewat WhatsApp dari seorang yang belum dikenalnya,
sebut saja Roni. Roni mengaku ia adalah penggemar fotografi cosplay dan sedang mencari anggota
cosplay untuk komunitasnya. Rita dengan polosnya menerima ajakan dari Roni dan bertemu Roni
di rumah kontrakan Roni.
Sesampainya di sana, mereka bertemu dan berkenalan sejenak. Kurang lebih setelah 15
menit, Roni menyuruh Rita memakai pakaian ala Sailor Moon di anime.
“Nih, kamu pake baju sailor moon, ntar kita ke kamar abis itu sesi foto ya,” kata Roni.
Rita mengiyakan dan langsung ke kamar mandi untuk berganti pakaian. Setelah itu, Rita
langsung menuju kamar yang dimaksud oleh Roni. Awalnya Rita bingung tidak ada dekorasi
ataupun persiapan khusus di kamarnya. Kamarnya hanya seperti kamar kos atau kamar pada
umumnya.
“Mas, ini yakin kita di sini scenenya?” Tanya Rita.
“Iya, serius kita di sini scene!” jawab Roni.
“Terus itu apa kok ada isolasi di meja?” Rita bingung melihat ada banyak isolasi di meja.
“Tenang aja, itu buat property. Nanti kamu ikutin aja kata aku, gampang lah. Asal nurut,
pokoknya nanti kamu bakal dibungkus pake isolasi itu,” jelas Roni.
“Lah, cosplay apaan dong kalo gitu?”
“Udah, nurutin aja gak usah dipikirin!” seru Roni sambil membungkus Rita dengan plastic
wrap.
Rita tampak bingung, namun ia masih menuruti perintah dari Roni.
Rita dibungkus dengan plastic wrap terlebih dahulu untuk melapisi badan dan wajahnya
agar tidak lengket terkena lem dari isolasi. Rita yang sudah setengah terbungkus pun bertanya
kepada Roni, “Mas ini aman gak? Aku takut gak bisa nafas ini!”. Roni menjawab, “Udah tenang
aja, idung kan gak ditutup”.
Roni dengan cepat melanjutkan membungkus Rita dengan isolasi putih sampai wajah dan
sekujur badannya tertutup, kecuali bagian kaki agar Rita bisa diberdirikan.
“Oke, kamu bisa berdiri kan?” Tanya Roni.
“Emmpphhh,” seperti itu jawaban Rita.
Rita lalu diberdirikan Roni dan dihias dengan tape merah untuk mempercantik mumi Rita.
Tak lama setelah mumi Rita dihias, Roni melakukan close up dengan kameranya dengan merekam
Rita yang terbungkus dari kepala sampai kaki perlahan-lahan.
“Emmpphh, mmpphhh!!!”
“Waduh pegel ya, oke tidurin lagi,”
Rita pun dibaringkan di kasur dan diberikan bantal di kepalanya. Roni pun melanjutkan
membungkus Rita dengan isolasi putih dan sebagian tape merah di bagian kaki Rita.
“Dah, selesai deh. Sekarang kamu tau kan kamu cosplay jadi apa sebenernya?” Tanya
Roni.
Rita pun menyadari bahwa sebenarnya ia bukan melakukan cosplay anime, melainkan
cosplay menjadi mumi cantik yang dihias oleh Roni.
“Mmpphh,” suara Rita muncul sambil ia mengangguk pertanda ia telah menyadarinya.
Sembari Roni membereskan property yang ada di kamar, tampak Rita sepertinya
menikmatinya dengan berbaring dalam bungkusan isolasi di kasur.
Tiba-tiba Roni mengambil bantal dari kasur dan membiarkan Rita sendirian di kamar.
“Aku tinggal dulu ya, aku simpen foto-foto kamu,”
“EMmmppphh, MMMPPPHHH!” Roni mengunci kamar dan pergi ke ruang tamu untuk
memindahkan file-file foto mumi Rita. Sementara Rita merasa khawatir dan terus mencoba
memberontak dengan menggoyang-goyangkan badannya. Selama memberontak Rita seperti ulat
yang menggeliat di kasur.
Sekitar 1 jam kemudian, Roni kembali ke kamar dan menemukan Rita terbaring lemas
kelelahan akibat memberontak terus selama ia ditinggal di kamar.
“Mmpphh…,” suara Rita melemas.
Roni yang mengetahui hal itu langsung mengambil gunting dan melepaskan Rita dari
bungkusan isolasi. Sesudah itu ia meminta maaf kepada Rita karena tidak bilang dari awal bahwa
ia akan cosplay menjadi mumi.
“Maaf ya aku gak bilang dari awal. Soalnya ini cosplay langka tau dan jarang orang berani
kayak kamu,”
“Ah mas ini! Ngeri tau, gak bisa ngomong sama gak bisa liat. Terus dibungkus jadi mumi
atau pocong gitu lah!” Rita tampak kesal.
“Tapi, entah kenapa kok ada sensasi lain ya. Kayak jadi relaks gitu,” tambah Rita. Rupanya
Rita sebenarnya menikmati menjadi mumi selama terbungkus.
“Wah kamu menikmati bener kayaknya. Jadi ini namanya mumifikasi, emang orang aneh
dengernya dan liatnya. Ini bisa buat terapi terutama buat cewek kayak kamu, biasanya cewek kan
sukanya yang ketat-ketat, hehehe. Pengen scene lagi gak?” kata Roni.
“Kayaknya iya mas. Pengen scene lagi, tapi gak sekarang deh, udah keringetan gini terus
dada sesak cape, gara-gara kebungkus tadi,” balas Rita.
“Ya udah, ini imbalan kamu udah mau jadi model aku. Kalo mau scene lagi dan butuh
uang, tenang aja kamu bisa jadi mumi lagi ke sini,” Roni memberikan uang sebesar 1 juta rupiah
kepada Rita.
Rita yang menerima uang tersebut menjadi riang gembira seperti seorang anak kecil yang
menerima hadiah dari orangtuanya. Kondisinya pas sekali saat ia sedang butuh uang untuk
keperluan hidupnya juga.
“Wah makasih loh mas, pas banget akhir bulan, hehehe” kata Rita setelah berganti pakaian
dan membereskan barang-barangnya.
“Ya, ati-ati di jalan. Kita scene lagi lain waktu ya,” kata Roni saat berpamitan dengan Rita.
Rita pun pulang ke rumah dengan perasaan senang.